Jumat Agung-ku

6 04 2012

Yesus ku mati untuk akuSeperti biasa tadi saya ke gereja. Hari ini saya dan keluarga merayakan hari Jumat Agung. Tepatnya kami mengenang sengsara Yesus di hari Jumat Agung ini. Satu hal yang saya rasakan setiap kali merayakan Jumat Agung di gereja. Setiap kali kisah sengsara Yesus dibacakan (tepatnya dinyanyikan kalau di gereja Katholik) my emotion builds up until the moment where it reads: “Sudah selesai. Dan Yesus pun menyerahkan RohNya.” Biasanya saya pun menangis. Saya bukannya menangis karena kasihan bahwa Yesus ku harus mati di kayu salib. Dihina, disiksa dan dibunuh dengan kejam. Tapi saya menangis karena terharu bahwa Yesus menganggap saya berharga. In His eyes, I matter. In His eyes, I am someone important. So much so that He feels the need to lay His life for me. Saya berharga. Saya penting. Saya seseorang yang dianggap layak oleh Yesus ku. Layak untuk diberikan cintaNya.